Senin, 21 Maret 2011

Mobil Tenga Listrik Ternyata Tak Ramah Lingkungan


Harga bahan bakar yang semakin mahal dan kelangkaan bahan bakar yang sering kita jumpai di berbagai daerah juga adanya polusi yang di timbulkan dari penggunaan bahan bakar tersebut yang menyebabkan  lapisan ozon semakin menipis membuat produsen mobil berusaha untuk menemukan berbagai cara agar bisa menciptakan mobil yang ramah lingkungan dan menghemat bahan bakar salah satunya adalah mobil dengan tenaga listrik.


Tetapi ternyata mobil bertenaga listrik yang ramah lingkungan ini di klaim sebagai kebohongan publik oleh  seorang pengamat industri sekaligus editor dari Zealand’s Dog & Lemon Guide yang benama Clive Matthew-Wilson seperti yang di kutip kompas.com.

Yang dimaksud kebohongan publik dati Clive, mobil yang sudah ramah lingkungan tetap menjadi penyuplai gas emisi karbondioksida (CO2). Hanya, sifatnya tidak langsung dari kendaraan, tapi dialihkan ke pusat pembangkit tenaga listrik.

Ia mengambil contoh konkret berupa pengetesan mobil listrik Tesla Roadster dari Melbourne sampai Brisbane, Australia. Uji coba ini sekaligus berambisi mencatatkan rekor perjalanan terpanjang di dunia menggunakan mobil listrik. Menurutnya, perjalanan ini membutuhkan energi listrik yang boros dan mentransfer gas emisi karbondioksida (CO2) lebih banyak dari jalan ke  PLT.

Menurut pengakuan Tesla, dalam kondisi baterai penuh, mobil bisa berjalan sejauh 360-394 km. Berarti, setiap menempuh perjalanan 3.000 km, mobil perlu mengisi ulang delapan atau sembilan kali menggunakan soket bertegangan 24 volt.

"Klaim mobil listrik seperti Tesla itu bebas emisi cuma kebohongan publik. Penggunaan mobil listrik sama saja mentransfer polusi dari jalan ke pembangkit tenaga listrik, yang jauh lebih parah karena menggunakan batu bara mengasilkan CO2 lebih besar," jelas Clive.

Clive melanjutkan, mobil listrik baru boleh mengklaim diri mereka bebas polusi jika melakukan pengisian ulang (charging) menggunakan energi terbarukan (non-fosil) dan ramah lingkungan. Karena itu, lanjut dia, meningkatkan popularitas dari mobil listrik saat ini sama saja memperparah polusi di bumi dalam jangka waktu panjang, jika tak ada upaya mendorong penggunaan energi baru.

"Banyak energi alternatif industri diciptakan cuma mengatasi masalah secara singkat. Kenyataannya, semua teknologi ini tak ada yang ekonomis, tak bekerja dengan baik. Sangat mengganggu melihat lagak politisi dan pemimpin bisnis di televisi mempromosikan teknologi fantasi menggunakan ekonomi fantasi," tegas Clive.